Pages

Ads 468x60px

Minggu, 30 Oktober 2011

Ibuku dan Mamaku


2 of 4
Hingga semua itu berjalan selama lima bulan.
Kenyataannya ibuku masih belum dapat menerimaku. Lima bulan aku masih terlantarkan. Tekanan ekonomi masih memukuli palanya. Aku tak tahu setan apa yang membisikkan ke telinga ibuku. Hingga akhirnya ibuku berencana untuk menjualku. Menjual bayi yang lahir dari rahimnya. Aku sungguh tak dapat mengerti jalan pikirannya. Dan rencana itu pun benar-benar dilakukannya. Aku tidak dapat menahannya. Walau dengan tangisan terkerasku. Ya ALLAH aku tidak menginginkan ini.
Tawar menawar pun berlangsung. Aku terjual dengan harga Rp. 500,000,- memang cukup besar bagi orang miskin seperti kami. Tapi apa pantas darah dagingnya ditukar dengan uang segitu? Aku tak mengerti. Aku masih terlalu kecil untuk mengerti ini semua. Aku masih terlalu kecil untuk mengerti bahwa hidup itu kejam. Aku masih terlalu kecil untuk menanggung ini semua.
Ibuku pulang dengan kantong berisikan barang belanjaan. Ibuku pulang tanpa menggendongku. Mungkin ini yang membuat nenek dan tante Ati heran melihat ibuku. “ mana Adit?” Tanya nenek. “Adit udah aku jual mak.” “gila lo ya! Anak lo sendiri lo jual!!” bentak tante Ati. Nenek dan tante Ati segera mencari tahu keberadaanku. Beberapa hari kemudian mereka baru mengetahui keberadaanku yang akan dibawa pergi keluar pulau oleh si pembeli itu.
Nenek dan tante Ati ternyata tidak mau bila aku akan dibawa oleh orang yang tak ku kenal itu. Ditebuslah aku dengan harga yang sama. Aku pun dibawa pulang oleh nenek dan Tante Ati. Sejak saat itu aku diangkat oleh tante Ati. bagiku dia adalah malaikatku yang diutus ALLAH untuk menolongku.. Walupun tante Ati bukan orang kaya, tapi ia kaya hati. Darinya aku dapat merasakan bagaimana bayi selayaknya. aku sebagai anak yang terlantar selama 5 bulan, perlu kekuatan ekstra untuk merawatku. Tante Ati memberiku susu formula untuk membantu pertumbuhanku. Untuk usia 5 bulan, berat badanku tidak normal. Tubuhku begitu kecil dan kurus untuk usia 5 bulan. Tidak hanya itu, badanku dekil, wajahku peyang. Namun dengan keuletan Tante Ati aku berubah. Kini aku bersih, wangi, dan pelan-pelan tubuhku tumbuh dengan normal, aku tidak seperti kerdil lagi. Hanya wajah peyang ku yang tak bisa berubah.
Aku merasa bahagia ketika mulai banyak orang mengendongku, bahkan menciumku. Inilah yang aku mau. Aku baru tahu, dan merasakan bagaimana rasanya disayang oleh banyak orang, terlebih lagi oleh tante Ati. Tante Ati.. kini aku memanggilnya Mama. Kini aku memiliki mama, papa (suami mama Ati
)dan 3 abang yang sangat menyanyangiku. Ketika aku digendong oleh kaka kandungku, salah satu abangku memarahinya. Mungkin abang-abangku bahkan kedua orang tua angkatku bahkan semua tetangga tidak menyukai keluarga kandungku. Aku masih terlalu kecil untuk dapat mengerti pikiran orang dewasa. Yang aku tahu aku sedang merasakan bahagianya menjadi bayi.
Ketika orang tuaku dan abang-abangku membawa ke kampung halaman mama dan kini menjadi kampungku juga, aku lebih merasakan memiliki keluarga.  Kini aku juga mempunyai keluarga besar. Banyak sekali, mereka semua menerima aku menjadi anggota keluarga baru mereka. Mereka semua sangat menyanyagiku, aku tak membayangkan ini terjadi. Bahkan aku memiliki nama baru. Namaku Khoirunnugrah, orang-orang memanggilku nugrah. Aku rasa aku sangat menyukai namaku yang baru.
Bersambung…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar